Dulu,
saat baru masuk umur 19 tahun..
Itulah saat dimana semua sambat mengumpul di
kepala dan melimpah ruah. ‘Udah mau 20 tahun tapi masih gini-gini aja’, ‘Duh ga
siap rasanya buat jadi sosok berumur 20 tahun’, ‘Gini amat dah uda mau 20 tapi
ga ngasilin apa-apa’, pokoknya udah biasa banget dah sambatan model begitu
kalau lagi ngobrol bareng teman-teman (biasanya yang suka mancing ya saya
wkwk). Tapi setelah masuk umur 20 tahun officially, entah kenapa sambatnya ga
keluar lagi.
Duh, kalau ditanya rasanyaa.. 😊
Gatau, serius, sebingung itu buat
menggambarkan perasaannya gimana.
Tapi disini, saya coba memberi
gambaran ke temen-temen yang baca tentang mengapa kita perlu membiarkan sambat
sejenis yang di atas mengalir karena hal itu merupakan bukti bahwa kita sadar
kalau diri kita harus terus berproses menjadi pribadi yang lebih baik.
Gapapa, tidak sedikit jumlah sambat
yang bisa jadi titik balik kehidupan seseorang. Jika kamu beruntung, sambatmu
berakhir dengan tindakan perubahan. Jika tidak, sambatmu berakhir di
mulut saja, karena mager, mungkin?
Tulisan ini, sejatinya, diperuntukkan
untuk adek-adekku yang masih nunggu jadi officially 20 y.o lah ya. Harapannya, biar
adik-adik bisa memahami kalau hidup ga cuma sekolah, ig-an, nge-game, twitter-an.
Tapi ada yang harus dipersiapkan, dipikirkan, dan direncakan karena adanya
tuntutan dari kehidupan sosial dan tanggung jawab. Disamping itu, kalian bisa
memilih menyiapkan diri dari sekarang atau menyesal di masa depan.
‘Kalo aja aku dulu anaknya rajin
banget belajar dari SD, terus bisa berprestasi, dapet sekolah yang bagus, bisa
kaya Maudy Ayunda yang keterima di Harvard Univ ama Stanford Univ’
‘Kalo aja aku dulu anaknya bisa nahan
diri buat ga kecanduan game online, 'kan bisa banget ngembangin skill main
futsal, 'ntar berprestasi, ikut kejuaraan dunia, pasti happy banget rasanya kalo
punya job yang emang passion aku’
Gaes, bener deh, di masa depan nanti
kamu bakal perasaan nyesel kenapa dulu kamu ga berusaha sekuat mungkin buat
ngejar apa yang kamu mau. Itu cuman contoh sebagian kecil penyesalan yang kemungkinan
bakal terbesit di benak kamu seiring berjalannya waktu.
Kalo temen-temen bahkan sesepuh saya
yang udah lebih pengalaman mampir disini, duh maklum, kayanya saya kesannya
kebanyakan ngomong dan sok jago ya disini karena gimanapun, anda lah yang lebih
banyak mengalami asam garam kehidupan. Bahkan waktu anda menetap di dunia juga
lebih lama dari saya. Mohon kritik dan sarannya, juga sharing-sharing nya ya
master. Ditunggu di kolom komentar;)
Well, mulai dari sini, adalah hal-hal
yang aku pikirin, rasain, dan bayangin. Beberapa hal aku kelompokin menjadi
beberapa bagian dan dituliskan dalam poin-poin agar pembaca dapat lebih paham.
Eh udah mau 20 tahun nih. Asyik dong
yah?
Asyik dong haha. 20 tahun itu lebih
pantas dianggap sebagai permulaan seseorang menuju kedewasaan, menurutku.
Mungkin karena pas aja angkanya kali yah. Jadinya perayaan sweet twenty dong,
bukan sweet seventeen wkwk. Tetapi, kan umur belasan itu kan emang saat dimana
kita belum bisa stabil secara emosional. Kenapa ya yang hype banget malah pas
sweet 17? Sweet 20 deserves better IMO. Emang apa sih asyiknya kalo udah masuk 'umur berkepala dua'?
Beberapa mission
baru bisa unlocked (jiah kaya di game aja) kalo kamu sudah sampai di umur 20
tahun. Ini bukan perkara umur legal buat ‘minum’ atau buat nonton wikwik ya.
Disaat kamu berumur 20 tahun, kesempatan untuk mengikuti beberapa kegiatan
positif akan semakin luas dan pilihannya pun beragam. Jika kamu pengen rasain ikut
kegiatan volunteer acara internasional, iseng-iseng jadi freelancer, nyobain
part-time job di kafe, dan lain-lain, bisa banget deh.
Semacam hal-hal yang pengen dilakuin sejak lama tetapi belum bisa diwujudkan. Atau
sekedar penasaran, ‘Gimana ya rasanya touring ke luar kota bareng temen’,
‘Pengen deh rasanya naik gunung, katanya seru’, ‘Eh kayanya kalo rambutku
diwarnain bagus deh, ga ngebosenin’, ‘Pengen nge-camp di pantai deh, biar bisa
liat bintang-bintang pas malem’.
Di umur 20an ini bisajadi kesempatannya makin
terbuka bisajadi karena orangtua udah memberi izin karena kamu terlihat sudah
cukup dewasa untuk touring dan mantai, atau sekarang kamu udah kuliah jadi
lebih mandiri sehingga bisa ngelakuin hal-hal tanpa bergantung pada orang lain.
Tapi inget, kamu
bisa penasaran dengan banyak hal, namun resikonya menjadi tanggung jawab kamu.
Waktu yang bagus
untuk kenal dengan banyak orang
Rutinitas kamu di
umur 20-an sudah pasti berbeda dengan rutinitas di umur belasan. Jam terbang
kamu pun makin tinggi karena berada di lingkungan sosial yang beragam jika dibanding
dengan saat sekolah yang hanya kisaran sekolah, rumah, dan bimbel. Memasuki
fase menjadi mahasiswa atau bekerja setelah tamat sekolah mengharuskan kamu
bertemu dengan banyak tipe individu.
Oleh karena itu,
jangan biarkan kesempatanmu untuk mengenal banyak orang menjadi sia-sia.
Pastikan kamu bisa mengambil hal yang bisa menjadi pembelajaran kamu dalam
cerita kehidupan mereka. Jangan ragu untuk bertanya dan meminta ilmu dari
mereka.
Berkelana ke banyak
tempat
Kamu telah dipandang
cukup mumpuni untuk mandiri sehingga dapat pergi kemana-mana sendirian. Tak
perlu takut dengan alasan ‘ga ada yang jagain kamu nanti’ saat minta izin ke
orang tua buat bepergian. Asal ada uang semua mudah, mau melancong ke luar
negeri ga ada masalah. Bebas!
Kira-kira
nanti di umur 20an tantangannya apa ya?
Jadi pribadi
berintegritas tinggi!
Millard Fuller
(Habitat for Humanity) menggambarkan
integritas sebagai ”konsistensi
terhadap apa yang
dianggap benar dan salah dalam hidup Anda” (Antonius Atosökhi Gea:
2006). Menurutku, integritas sangat penting untuk memperkokoh prinsip hidup
sehingga tidak terombang-ambing dengan keadaan sekitar sehingga tidak ragu
dalam mengambil keputusan. Nanti, akan banyak hal yang membutuhkan pengambilan
keputusan dan pastinya lebih rumit.
Hidup bukan lagi
soal diri sendiri
Ini adalah saat kita
terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Saat memasuki masa meniti karir,
misalnya. Kita diwajibkan mengikuti kerangka visi dan misi perusahaan untuk
mencapai tujuan bersama, memahami norma tak tertulis dalam masyarakat, bahkan
saat menikah pun harus bersedia menghadapi segala hal bersama pasangan. Semua
tindak-tanduk kita harus dikembalikan pada kesesuaian dalam hidup bermasyarkat
karena kita hidup sebagai individu yang berdikari namun tetap tidak bisa
melepas peran sebagai makhluk sosial seenak hati. Ada tanggung jawab moral di
dalamnya.
Harus udah punya
proyeksi hidup jangka panjang, bahkan hingga tua!
Terkadang memang
beberapa hal yang ingin dicapai tidak bisa dipersiapkan dalam waktu singkat,
seperti pendidikan, pernikahan, jenjang karir, dll. Selain itu kamu harus sudah
mempunyai gambaran bagaimana seharusnya kamu menghabiskan masa pensiunmu dan
apa yang harus dipersiapkan. Its all about set your target!
Lagian..
Hidup tanpa
target itu hambar. Kamu bakal ga punya semangat buat menanti hari esok.
Persiapan hidup
berdikari
Masa-masa hidup berdikari akan datang. Kamu paling engga bisa masak buat dirimu sendiri, masak
itu termasuk survival skill loh, jadi gak hanya cewe aja yang harus bisa masak. Gak lucu banget kalo seandainya buat masak air aja pancinya sampe gosong.
Selanjutnya pastikan
kamu di masa depan nanti bisa mandiri secara finansial, gak menjadi beban orangtua
lagi. Caranya bisa dengan merencanakan pekerjaan atau persiapan meniti karir.
Kamu juga bisa menabung dari sekarang dan berinvestasi.
Ada yang gak kalah
penting..
Ikut seminar
parenting ehehe.
Kenapa? Silahkan coba tanya yang sudah berpengalaman wkwk.
Perjalanannya bakal seumur hidup, maka persiapannya juga dari sekarang~
Di periode 20an ini, seperti yang udah aku ceritain di
poin-poin awal, lingkungan sosial kamu bukan lagi perkara sekolah-rumah-les,
tetapi jauh lebih kompleks terutama di dunia kerja (sekitar >23 tahun).
Banyak social skill yang harus bisa kamu kuasai saat kamu berkecimpung dalam
masyarakat maupun dunia kerja, seperti komunikasi yang baik (negosiasi,
beragumen, kemampuan menyampaikan gagasan yang tegas dan jelas), kemampuan
kepemimpinan, kemampuan pengambilan keputusan, dll.
Coba deh ikut training kepemimpinan, atau gabung di
organisasi sekitarmu. Baik itu di lingkungan rumah maupun di sekolah untuk
belajar leadership dan decision making.
Selain itu, kamu juga harus punya kemampuan adaptasi yang
baik. Karena nantinya kamu akan sering berada dalam lingkungan sosial yang
berbeda dan selalu berubah dan kamu akan ketemu banyak orang baru. Itu artinya,
kamu juga harus siap mental karena kemungkinan akan berada di luar zona nyaman
itu besar. Ada toxic society, work under pressure, duh, banyak banget
hal-hal yang gak menyenangkan, tapi harus dihadapi:”
Apa aja ya yang harus dipersiapkan dari sekarang?
Di dunia ‘orang dewasa’ nanti, kita
dituntut untuk memutuskan sendiri semua hal di diri kita sekaligus menerima
sendiri setiap konsekuensi dari keputusan tersebut. Oleh karena itu, perlu
kesadaran diri dan kekokohan prinsip hidup dalam memutuskan hal dalam hidup
mengingat bahwa yang menjalani hidup kita bukan orang lain, melainkan diri kita
sendiri. Selain itu, kita juga tidak mudah terbawa arus pemikiran orang lain
saat menerima banyak pendapat yang berbeda. Tidak apa-apa jika dihadapkan
dengan banyak pendapat, tetapi jangan sampai membuat kamu bingung dan goyah.
Terima pendapat, analisis, dan putuskan!
Hidup
adalah proses bukan? Kekurangan bukanlah keburukan, tapi keunikan yang
membentuk identitas dirimu dan memperkuat eksistensimu sebagai manusia. Bisa jadi
dalam perjalananmu nanti kamu akan dihadapkan dengan kondisi dimana
kekuranganmu berbentur karena tuntutan lingkungan.
ITS TOTALLY OKAY! Benturan ada untuk membentukmu!
Coba cari caramu sendiri untuk tetap
memperbaiki diri tanpa harus menjadi orang lain. Hal
ini ada hubungannya dengan sikap adaptif. Dalam lingkungan sosial yang berbeda,
juga mempunyai aturan tertulis maupun tak tertulis yang berbeda. Mau tidak mau
kita juga harus mengikutinya kan? Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Lumrahnya seperti itu.
Oleh karena itu, ada kalanya yang kita bisa lakukan adalah mengalahkan ego untuk tetap berbesar hati dan bermental baja untuk memperbaiki diri dan berubah jadi manusia yang lebih baik.
Anger
management, kemampuan ketahanan bekerja di bawah tekanan, mengelola rasa panik,
banyak hal yang harus dibangun dalam kepribadian kamu dalam bidang emosi dalam persiapan menuju kehidupan 'orang dewasa'. Membangun karakter itu gak
sebentar loh, lama. Tetapi bukan berarti gak mungkin. Pelan-pelan, banyakin
pengalaman, dan terjun ke rasa marah dan panik itu sendiri untuk belajar. Aku
jadi keinget kata dosenku:
Habiskan masa mudamu dengan membuat masalah, lalu
belajarlah dari sana
Hwaaa
akhirnya selesai juga. Capek juga nyicil tulisannya dalam 3 hari:”
Sebenernya
aku pengen banget bikin tulisan ini pas mau masuk ke ofc 20. Tapi karena mager
ya jadilah baru bikin berbulan-bulan setelahnya.
Tulisan
ini aku buat juga untuk mengingatkan aku bahwa aku juga ga boleh lengah untuk
membiarkan masa depan tanpa rencana, intinya tulisan ini juga sebagai pengingat pada diri sendiri. Aku juga disini masih
belajar dan masih mempersiapkan. Gak ada maksud untuk menggurui deh, bener.
Sebenernya
malah malu karena kesannya kaya sotoy gitu gak sih pas tulisan ini dibaca ama
orang yang lebih tua :”) Tapi pengen banget share ini supaya orang lain gak
kecolongan kaya aku wkwk. Dan karena aku dulu pernah penasaran gimana uneg-uneg kakak-kakak yang udah 20an tentang masalah hidup. Dengan adanya tulisan
ini, semoga dapat mencerahkan pikiran orang-orang yang membutuhkan info sejenis ini wkwk.
Mudah-mudahan
kita bisa memperbaiki kualitas diri menjadi lebih baik ya!
Dari saya yang di awal 20an dan mencoba menerka-nerka...
Terimakasih, salam life-time-learner!
LOVE!!